body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Kamis, 26 Oktober 2017

Sejarah Singkat Gerakan Pramuka

             I.              PENDAHULUAN
PENDIDIKAN Kepramukan di Indonesia merupkan salah satu segi pendidikan nasional yang penting yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sejarah kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari, yaitu dengan maksud
1)    Agar mengetahui proses pembentuka dan perkembangan Gerakan Pramuka dan mengetahui pula peranan apa yang dilaksanakan dalam perjuangan bangsa Indonesia.
2)    Agar mengetahi dan menginsyafi kedudukan Gerakan Pramuka dala Hubungan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia
3)    Agar dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha pendidikan kepramukaan di Indonesia.
            II.              SEJARAH SINGKAT
1)         Pada tahun 1908 Mayoor Jendral Robert Baden Powell dari Inggeris melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di uar sekolah untuk anak-anak Inggeris. Dengan tujuan supaya mereka menjadi manusia inggeris, warga Inggeris dan anggota masyarakat Inggeris yang baik, sesuai dengan keadan dan kebutuhan kerajaan Inggeris Raya ketika itu.
2)         Untuk beliau mengarang suatu buku yang terkenal, yaitu buku “ Scouting For Boys.” Buku ini menuat ceriat pengalaman belian dan latihan apa yang diperlukan untuk para Pramuka.
3)         Gagasan Baden Powell itu jitu, semerlang, dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di negeri-negeri lain. Di antaranya di Nederland (Padvner, Padvinderij).
4)         Oleh orang Belanda gagasan itu kenudian dibawa dan dilaksanakan juga di jajarannya di sini (Neterland Oost Indie), dan didirikan oleh orang-orang belanda di Indonesia organisasi yang bernama N I P V (Netherland Indische Padvnders Vereniging = persatuan pandu-pandu Hindia Belanda)
5)         Oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional gagasan Baden Powell itu diambil alihm dan di bentuk lah organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuanh membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu menjadi kader Pergerakan Nasional. Didirikan bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain J P O ( Javanese Padvindes Organizatie), J J P (Jong Java Padvidery), NATIPIJ (Nationale Islamitische Padvindery), SIAP (Seriakt Islam Afdeling Padvinderyz0, H W (Hisbul Wathon) dan sebagainya.
6)         Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam Kongres Pemuda pada tanggal 20 oktober 1928, benar-benar menjiwai Gerakan Kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju.
7)         Adanya larangan pemerintah Hindia Belanda kepada organisasi kepanduan di luar NIPV untuk menggunakan Istilah Padviner dan padvindery, maka K.H Agus Salim menggunakan Istialh Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan Istilah asing padvinder dan padvindery itu.
8)         Dengan meningkatnya kesadaran nasional Indonesia, maka timbul nilai untuk mengeratkan persatauan antara organisasi-organisasi kepanduan. Ini menjadi kenyataan pada tahun 1930 dengan adanya INPO ( Indonesische Padvinders Organizatie) PK ( Pandu Kesultanan) dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera) berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamkan Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI) pada tahu 1931, yaitu kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
9)         Diwaktu penduduk Jepang (perang dunia II). Oleh penguasa JEpang di Indonesia organisasi kepanduan di Indonesia itu di larang adanya. Tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan, dan Pembela Tanah Air (PETA).
10)     Sesuadh proklamasi kemerdekaan Indonesia, di waktu berkorbannya perang kemerdekaan di bentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di sala, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
11)     Setelah pengakuan kedaulatan maka di dalam alam liberal, terbukalah kesempatan kepada siapapun untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan. Berdirilah kembali organisasi HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, KBI dan lain-lainnya.
12)     Menjelang tahun 1961 kepanduan Indonesia telah Terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang sangat lemah, meskipun sebagian dari pada  organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi  organisasi kepanduan yaitu satu  federasi kepanduan puteran  dan dua federasi organisasi-organisasi  kepanduan puteri yaitu IPINDO ( ikatan Pandu Indonesia, tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia) pada tahun 1954, dan PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia).
13)     Mengalami kelemahan itu, maka ketiga federasi tersebut  melebur diri menjadi satu Federasi yang di beri nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia)
Akan tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari 100 lebih organisasi kepanduan itu yang ikut dalam Federasi PERKINDO, dan jumlah anggota secara keseluruhan lebih kurang hanya 500.000 orang.
14)     Lagi pula, di dalam Federasi itu sebagian dari pada 60 organisasi-organisasi anggota PERKINDO terutama yang ada di bawah onderbouw organisasi politik atau organisasi massa, tetapi berhadap-hadapan berlawanan satu sama lain, sehingga tetap terasa lemahnya Gerakan Kepanduan Indonesia.
15)     Oleh PERKINDO di bentuklah suatu panitia untuk memikirkan suatu jalan keluar. Panitia menyimpulkan bahwa selai lemah terpecah-pecah, gerakan kepanduan Indonesia itu lemah pula karena terpaku dalam cengkraman gaya lama yang tradisional dari pada kepanduan Inggeris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini berakibat bahwa Pendidikan yang di selenggarakan oleh Gerakan Kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, aka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia.
16)     Kelemahan Gerakan Kepanduan Indonesia itu mau dipergunakan oleh pihak Komunis sebagai alas an untuk memaksa Gerakan KEpanduan di Indonesia menjadi gerakan Pionier muda aeperti yang terdapat di Negara-negara Komunis.
17)     Akan tetapi kekuatan Pancasila di dalam PERKINDO menentangnya, dan dengan bantuan perdana Menteri Juanda, maka perjuangan mereka menghasilkan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang pada tanggal 20 Mei 1961 di tanda tangani oleh Ir. Juanda sebagai pejabat Presiden  Republik Indonesia, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
18)     Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang bersetatus non-govermental (bukan badan pemerintah) dan yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggaran menurut jalan aturan demokrasi dengan pengurusnya (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting) dipilih didalam Musyawarah.
19)     Semua organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia, kecuali yang di selenggaran oleh komunis, melebur diri kedalam Gerakan Pramuka.
20)     Didalam keputusan Presiden no 238 tahun 1961 tersebut di atas, GErakan Pramuka oleh Pemerintah di tetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia organisasi lain yang menyerupai yang sama dan yang sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
21)     Di dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka di tetapkan bahwa dasar Gerakan Pramuka adalah Pancasila, dan di dalam anggaran dasar itu di tetapkan pula bahwa Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia dengan Prinsip-prinsip dasar Metodik pendidikan Kepramukaan yang pelaksanaanya di serasika dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar supaya menjadi manusia-manusia Indonesia yang baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguan bagi pembangunan bangsa dan Negara.
22)     Ketentuan di dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang “prinsip-prinsip” dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaanya di sesuaikan dengan keadaan kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia itu ternyata kemudian banyak membawa perubahan, yang membawa Gerakan Pramuka dapat Mengembangkan kegiatanya secara meluas.
Prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan sebagaimana di rumuskan oleh Lord Baden Powell itu tetap di pegang., akan tetapi secara pelaksanaanya itu, di ubah diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan Nasional di Indonesia dengan keadaan dan kebutuhan regional dai masing-masing daerah di Indonesai, bahkan juga di serasikan dengan keadaan dan kebutuhan lokal di masing-masing desa di Indonesia.
23)     Gerakan Pramuka itu ternyata jauh lebih kuat organisasinya, dan ternyata memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota sampai kamung-kampung dan desa-desa. Jumlah anggota-anggotanya meningkat dengan pesat.
24)     Kemajuan pesat itu adalah juga berkat System Majelis Pembimbing yang di jalankan oleh Gerakan Pramuka pada tiap tingkat, dari tingkat nasional sampai pada tingkat Gugus Depan.
25)     Mengingat bahwa kira-kira 80% dari pada penduduk Indonesia tinggal di desa dengan mengingat pula bahwa kira-kira 75% adalah keluarga petani, maka Kwartir Gerakan Pramuka pada tahun organisasi yang pertama ( tahun 1961 ) sudah mengajukan supaya para Pramuka menyelenggaran kegiatan di bidang pembangunan masyarakat desa.
26)     Pelaksanaan anjuran itu, terutama di Jawa Tengan dan di Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian di Jawa Timur dan di Jawa Barat, telah menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Maka pada tahun 1966 menteri pertanian dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan Instruksi Bersama, yaitu tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka Tarunabumi.
27)     Satua-satuan karya Pramuka Tarunabumi itu di bentuk dan diselenggarakan khusus untuk memungkinkan adanya kegiatan-kegiatan pramuka dibidang pendidikan cinta pembangunan, pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan lebih intensip.
Di samping itu ada pula satuan karya Pramuka Dirgantara, satuan Karya Bahari, dan satuan Karya Pramuka Bhayangkara, yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan cinta dirgantara, pendidikan cinta bahri, dan pendidikan cinta ketertiban masyarakat. Satuan-satuan karya tersebut, terdiri dari pramuka-paramuka Penegak (16 sampai dengan 20 tahun) dan pramuka-pramuka Pandega (21 samapi dengan 25 tahun) yang berminat pramuka-pramuka Siaga dan pramuka-pramuka Penggalang, yaitu yang berusia 7 sampai dengan 10 tahun dan 11 sampai dengan 15 tahun, tidak ikut dalam nsatuan-satuan karya tersebut. Akan tetapi para Penegak dan Pandega dalam gugus depannya menjadi Instruktur bagi adik-adiknya dan rekan-rekannya Pramuka dalam Kecakapan dan di Perolehnya sebagai anggota Satuan Karya yang dimaksudkan.
28)     Kegiatan-kegiatan Satuan Karya Tarunabumi ternyata membawa pembaharuan bahkan membawa juga semangat untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (Inovasi) pada pemuda pemuda desa, yang selanjutnya mempengaruhi seluruh rakyat desa.
29)     Perluasana Gerakan Pramuka sampai di desa-desa, kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa, dan pembentukan serta penyelenggaraan satuan-satuan Sarya Karya Pramuka Tarunabumi, telah mengalami kemajuan pesat sehingga menarik perhatian badan Internasional seperti, FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Boy Scout World Bureau.
30)     Dalam perkembangan masyarakat Indonesia dewasa ini, dihadapi berbagai problem-problem social, seperti kepadatan penduduk, urbanisasi, pengangguran dan sebagainya. Berhubung dengan itu maka pada tahun 1970 Menteri Transmigrasi dan Koperasi dan Ketua Kwaran Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan satu instruksi yaitu tentang partisipasi Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan Transmigrasi dan pembinaan gerakan Koperasi.
31)     Dan berhubung dengan masalah Drop-outs (anak-anak yang berhenti di tengah jalan maka Gerakan Pramuka juga mengarahkan perhatiannya kepada pendidik kejuruan , untuyk member bekal hidup kelak kepada anak-anak pemuda-pemuda terutama kepada drop-outs itu. Untuk itu di adakan kerjasama dengan Departemen Perindustrian.

32)     Dalam rangka usaha peningkatan kecakapan, ketrampilan dan bakti masyarakat Gerakan Pramuka mengadakan kerjasama dengan banyak instansi, seperti PAlang Merah Indonesia, Bank Indonesia (tabanasTapelpram) Departemen Pekerjaan Umum, Departemen P dan K, Departemen Agama dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar