body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Senin, 01 Januari 2018

CARA MEMBUAT LAPORAN

      Laporan adalah suatu ikhtisar tentang hal ihwal pelaksanaan suatu kegiatan yang harus di disampaikan oleh petugas kepada pihak yang memberi tugas, sebagai pertanggung jawaban

PENTINGNYA LAPORAN

Laporan merupakan alat yang penting untuk:


1.
2.
3.
Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan atau pesertanya (penilainya)

MACAM LAPORAN
A.
Ditinjau dari cara penyampaiannya, maka terdapat :

1.
Laporan Lisan, yang disampaikan secara lisan, biasanya dilakukan untuk hal-hal yang perlu segera disampaikan. Laporan lisan disampaikan dengan tatap muka, lewat telepon, wawancara, dan sebagainya.

2.
Laporan Tertulis, yang disampaikan secara lengkap, dalam bentuk tulisan

B.
Ditinjau dari bahasa yang digunakan, maka terdapat:

1.
Laporan yang ditulis secara popular, yang menggunakan kata-kata dari bahasa yang sederhana, kadang-kadang diselingi dengan kalimat humor/lucu. Biasanya laporan semacam ini dimuat dari majalah atau surat kabar.

2.
Laporan yang di tulis secara ilmiah, sebagai hasil penelitian. Biasanya di singkat tetapi padat dan runtut/sistimatis.

C.
Ditinjau dari isinya maka dapat dibedakan :

1.
Laporan kegiatan, misalnya pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan uji SKU, SKK dan syarat pramuka Garuda

2.
Laporan Perjalanan, misalnya laporan wisata, pengembaraan, penjelajahan, dan sebagainya.

3.
Laporan Keuangan, menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan uang.

D.
Ditinjau dari bentuk Laporan, maka dapat dibedakan :

1.
Laporan berbentuk tulisan atau gambar

2.
Laporan berbentuk grafik atau daftar

3.
Laporan berbentuk Photo


SISTEMATIKA

Isi laporan hendaknya lengkap, yaitu dapat menjawab semua pertanyaan sebagai berikut:
1.   Apa (What)
2.   Mengapa (Why)
3.   Siapa (Who)
4.   Dimana (Where)
5.   Kapan (When)
6.   Bagaimana (How)

Untuk isi laporan sebaiknya di atur, sehingga penerima laporan dapat dengan mudah memahami isi laporan tersebut.
Uraian isi itu antara lain sebagai berikut:


1.   PENDAHULUAN
Pada pendahuluan disebutkan tentang:
a.   Mengapa diadakan kegiatan.
b.   Dasar hukum kegiatan
c.   Apa maksud dan tujuan kegiatan
d.   Ruang lingkup isi laporan

2.   ISI LAPORAN
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain:
a.   Jenis kegiatan misalnya : Pesta Siaga, Perkemahan Penggalang, Penegak dan lain-lain.
b.   Tempat dan waktu kegiatan.
c.   Petugas Kegiatan.
d.   Persiapan dan rencana kegiatan
e.   Peserta kegiatan.
f.    Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urut waktu pelaksanaan, urutan fakta/data)
g.   Sarana dan alat kegiatan
h.   Kesulitan dan hambatan
i.    Hasil kegiatan
j.    Kesimpulan dan sasaran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.

3.   PENUTUP
   Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan, juga dengan maksud apa laporan tersebut disebut.

4.   Pada laporan ini dapat dilampirkan :
      a.   Photo-photo
      b.   Tanda bukti
      c.   Surat-surat keterangan, surat jalan, dan sebagainya.
sudah barang tentu untuk laporan lengkap hendaknya digunakan sistematika tersebut. untuk masing-masing kegiatan tentunya sistematika tersebut dapat diubah sesuai dengan kepentingannya.

DAN HARUS KAKA KETAHUI
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT LAPORAN KLIK DISINI!

CARA MEMBERIKAN INSTRUKSI

1.
Pengertian
a.    Instruksi adalah suatu penyampaian pengertian dan kecakapan kepada orang lain, untuk mencapai tujuan yang di kehendaki
b.    Member dan melaksanakan instruksi tidak hanya mengutamakan hasil yang di perolehnya, tetapi lebih menitik beratkan pada latihan penggunaan nalar, pengembangan daya cipta, ketrampilan dan ketangkasan.


2.
Hal-hal yang mempengaruhi pemberian istruksi:
a.    Persiapan, meliputi:
1)    Penguasaan bahan
2)    Urutan/sistimatika instruksi
3)    Alat-alat instruksi
b.    Pembangkitan minat terutama pada awal pemberian instruksi.
c.    Cara penyajian.
d.    .Pengontrolan instruksi
e.    Kesimpulan.

3.
Bagaimana pelaksanaan pemberian instruksi:
Agar mencapai hasil yang diharapkan, maka diperlukan:
a.    Pemberi instruksi supaya berada di tempat yang jelas.
b.    Jangan memulai instruksi sebelum si penerima keadaannya tertib.
c.    Bahan yang dipergunakan mudah di mengerti
d.    Suara yang terang, jelas, tidak perlu cepat
e.    Uraiannya tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang
f.      Bila perlu dibantu dengan peragaan
g.    Berikan kesempatan bertanya kepada si penerima instruksi
h.    Bila instruksi diberikan secara tertulis, diberikan secara sistimatis dan dengan tulisan terang.
i.      Buatlah menarik perhatian si penerima dan usahakan dapat menyeingkirkan hal-hal yang mengganggu perhatian mereka
j.      Usahakan si penerima dapat menggunakan seluruh indrannya
k.    Hal-hal yang dianggap penting, pemberi instruksi dapat memberikan pengulangan-pengulangan.
l.      Berikan kesempatan bagi si penerima instruksi untuk menyatakan kembali atau mengekspresikan instruksi yang telah di terimanya.

4.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Berbagai factor yang ikut menentukan perhatian penerima instruksi adalah: “gaya pemberi instruksi”. Untuk perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut:


a.
Pakaian:
1)     Hendaknya berpakaian lengkap, bersih dan rapih
2)     Hindarilah memakai pakaian yang berpotongan aneh-aneh (tak wajib)


b.
Berdiri:
1)      Berdirilah di tempat yang jelas
2)      Hindarilah serta kurangilah berjalan mondar-mandir yang tidak perlu


c.
Mata:
1)     Pandangan mata hendaknya menyeluruh, artinya diarahkan kepada seluruh yang hadir secara bergantian dan dengan tepat
2)     Jangan memandang kepada seseorang atau tempat tertentu terlalu lama.
3)     Hindarilah sering melihat jam, memandang kebawah, memandang ke langit-langit, atau memandang keluar.


d.
Wajah:
Pergunakanlah tunjukanlah wajah sesuai dengan yang diucapkan (gembira, sedih dan sebagainya)
Dalam hal tidak memerlukan penampilan wajah yang cerah, gembira dan sebagainya perlihatkan wajah yang cerah gembira dan menarik.


e.
Tangan:
Gerak tangan hendaknya mengikuti maksud masalah yang dibicarakan, jangan bertentangan maksud, sehingga dapat mengaburkan pengertian. Bila tidak diperlukan, tidak usah menggunakan gerak tangan. Tunjukanlah tulisan, gambar, benda yang sedang di bicarakan.  


f.
Suara dan Bahasa:
1)     Hendaknya suara cukup jelas dan cukup keras sesuai dengan besar ruangan dan jumlah pendengar. Dilapangan gunakan suara yang keras dan jelas.
2)     Gunakan bahasa yang mudah dimengerti jangan berbelit-belit dan berilah tekanan suara di tempat yang diperlukan.
3)     Bila dipergunakan bahasa asing harus tahu benar artinya, tahu cara mengucapkannya serta tahu penulisannya secara tepat.



g.
Kebiasaan-kebiasaan:
1)     Hilangkanlah kebiasaan-kebiasaan yang buruk, misalnya melempar-lempar kapur ke atas, selalu membetulkan baju atau celana dan sebagainya.
2)     Hilangkan kebiasaan menggunakan kata-kata/suara-suara tertentu misalnya:
“………. Eeeeeee………. Eeeeeeee………. Atau “………anu” dan seterusnya.


h.
Sikap Menulis dan Tulisan:
1)     Mulailah menulis dari sebelah kiri atas papan tulis, menuju kekanan lalu dibwahnya
2)     Tulisan harus jelas dan terlihat oleh seluruh peserta. Bila perlu untuk meyakinkan bahwa tulisan tersebut terlihat jelas, dapat ditanyakan kepada peserta paling belakangan dan paling tepi.

CARA MENGUJI DAN MEMBERI INSTRUKSI

1.   CARA MENGUJI ?

1.
Pengertian Menguji?
Menguji dalam Gerakan Pramuka adalah menilai tentang kecakapan atau kemahiran seorang Pramuka. Untuk memperoleh tanda kecakapan baik umum ataupun khusus, sehingga kecakapan atau kemahiran yang dimiliki itu benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dan memenuhi persyaratan minimal, yang ditentukan sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik.

2.
Maksud dan Tujuan Ujian :
Ujian dalam Gerakan Pramuka mempunyai maksud untuk menilai proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Sedang tujuannya adalah untuk membina dan mengembangkan rasa tanggung jawab dan keyakinan akan kemampuan/ kemahiran diri.

3.
Fungsi Ujian
Ujian berfungsi sebagai alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka

a.
Bagi Pembina Pramuka menguji itu merupakan usaha untuk meyakini tentang
1.     Hasil proses pendidikan yang di selenggarakan;
2.     Usaha yang dilakukan peserta didik;
3.     Kemampuan Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya;



b.
Bagi Anak Didik Ujian merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Mereka perlu diyakinkan (diberi motivasi) oleh Pembina bahwa dengan ujian akan
1.    Mantaplah kemampuan dan kemahiran yang dimiliki;
2.    Mantaplah kemampuan kesanggupan mental maupun fisiknya;
Sehingga para pramuka memiliki kepercayaan lebih besar pada dirinya.



4.
Bagaimana Pelaksanaan Ujian?
Oleh karena itu sebagai fungsi alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka, maka pelaksanaanya harus menrik, menyenangkan dan tidak menakutkan.

a.
Dari sudut Pelaksanaan sebagai kegiatan, menguji dapat dilaksanakan :
1)     Secara Langsung yaitu peserta didik yang diuji mengetahui dan dan ikut menentukan mata ujian yang akan ditempuh, kepada waktunya dimana tempatnya serta siapa pengujinya.

2)     Secara Tidak Langsung, Peserta didik mengikuti suatu kegiatan dan tidak mengetahui bahwa ia sedang diuji. Cara ini sangat mengena khususnya bagi peserta didik yang segan atau takut menempuh ujian.


b.
Dari Sudut sasaran, menguji dilakukan dengan:
1)       Menitik beratkan pada usaha dan upaya yang sunguh-sungguh dari peserta didik untuk mencapai hasil yang diharapkan (nilai formal);
2)     Menilai materi atau hasil usaha yang dicapai oleh anak didik (nilai material)


c.
Didalam Gerakan Pramuka, pedoman mengisi ujian adalah : ”tujuan untuh harus dicapai dengan berusaha yang bersungguh-sungguh dan mengeluarkan tenaga dan upaya”. Oleh karena itu harus menitik beratkan pada nilai formal, artinya: nilai formal yang primer, dan nilai material yang sekunder.

PERLU DIINGAT BAHWA:
1)   Bagi Pembina Pramuka titik berat penilaian pada nilai formal, sedangkan kepada peserta didik kepada nilai material

2)   Pandangan Pembina Pramuka bahwa asal peserta didik sudah terbukti berusaha dengan sungguh-sungguh dan dapat mencapai hasil minimal, dapat diluluskan.

3)   Pandangan peserta didik adalah mereka harus berusaha, menjaga hasil yang harus di capai. Jika tidak berhasil berhasil mencapai apa yang harus ditentukan merasa dirinya tidak lulus.

4)   Pandangan Pembina yang demikian ini harus dirahasiakan. Ia harus bijaksana dalam berdiri antara nilai formal dan material. Karena kalau mengutamakan nilai formal semata, dibawah seorang Pembina Pramuka akan direndahkan oleh peserta didik. Sebaliknya kalu di utamakan nilai material semata, pendidikan tidak akan berkembang.

5)   Penilaian SKU harus di dasarkan atas nilai formal, sedang SKK didasarkan pada nilai material.


d.
Ujian harus dilaksanakan secara perorangan (titik masalah) dan bentuk praktek secara praktis berdasarkan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang di sesuaikan dengan dengan kepentingan, keperluan, kemampuan dan situasi kondisi peserta didik yang diuji, serta memperhatikan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.
Kalau ujian di laksanakan secara kelompok, penilaiannya tetap pada orang perorangan.


e.
Sifat ujian harus didasarkan pada sistem Among dengan penuh rasa :
1)   Cinta kasih, keadilan, kepantasan dan kesanggupan berkorban
2)   Disiplin disertai inisiatif
3)   Penuh tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha ESA, masyarakat dan diri Pembina sendiri

Pelajari Juga tentang CARA MEMBERI INSTRUKSI